Morfofonemik
MORFOLOGI
Morfologi
adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata atau
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik, maupun fungsi semantik (ramlan, 1983:
16-17).
Morfologi
atau morfemik adalah telaah morfem. Morfologi dapat dibagi menjadi dua tipe
analisis yaitu:
1.
Morfologi sinkronik yaitu, morfem-morfem yang
menelaah dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lalu maupun waktu kini.
Secara singkat yang menjadi garapan morfologi sinkronik adalah:
a. Morfem
leksikal dan sintaktik.
b. Morfem
bebas dan morfem terikat.
c. Morfem
dasar atau morfem imbuhan.
2.
Morfologi diakronik yaitu morfem yang menelaah
sejarah atau asal-usul kata, dan mempermasalahkan mengapa pemaikaian kata ini
berbeda dengan pemakaian kata pada masa lalu. Bagian yang menjadi garapan
morfologi diakronik yaitu:
a. Aneka
proses etimologis mencakup: analogi, pemajemukan, reduplikasi, derivasi,
formasi surut, kreasi-dasar, dan penyingkatan.
b. Aneka
arah perubahan etimologis yang mencakup: deteriorasi, elevasi, spesialisasi,
kongkretisasi, ekstensi, metaforisasi, dan radiasi.
Menurut
Ramlan, (1983) ada enam prinsip pengenalan morfem, diantaranya yaitu:
Prinsip 1 : satu-satuan
yang mempunyai struktur fonologik dan arti leksikal
atau
gramatik yang sam merupakan suatu morfem.
Prinsip 2 : satuan-satuan
yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda
merupakan
satu morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti
leksikal
atau arti gramatik yang sama, asal perbedaan itu dapat
dijelaskan
secara fonologik.
Prinsip 3 : satuan-satuan
yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda,
sekalipun
perbedaanya tidak dapat dijelaskan secara
fonologik,
masih dapat dianggap sebagai suatu morfem apabila
mempunyai
arti leksikal atau arti gramatik yang sama, dan
mempunyai
distribusi yang komplementer.
Prinsip 4 : apabila
dalam deretan struktur, suatu satuan berparalel dengan
suatu
kekosongan, maka kekosongan itu merupkan morfem, atau
yang
lebih dikenal sebagai morfem zero.
Prinsip 5 : satu-satuan
yang mempunyai struktur fonologik yang sama,
mungkin
merupakan morfem, mungki juga merupakan morfem
yang
berbeda.
Prinsip 6 : setiap
satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem.
MORFOFONEMIK
Morfofonemik
atau yang biasa dikenal morfofonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
morfofonem (atau biasa juga disingkat menjadi morfonem).
Menurut Ramlan, (1983:73) morfofonemik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat
pertemuan morfem dengan morfem lain.
Berbicara
mengenai proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia, maka terdapat tiga hal
yang penting yaitu: proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan proses
penanggalan fonem.
1.
Perbuahan Fonem
Perubahan fonem dalam bidang proses
morfofonemik dalam bahasa indonesia, dibedak menjadi dua hal yaitu perubahan
fonem /N/ dan /r/.
a. Perubahan
fonem /N/
·
Fonem /N/ pada morfem meN- dan morfem peN-
berubah menjadi fonem /m/ apanila kata yang mengikutinya berawal dengan /b,f,p/.
misalnya:
meN- + pakai menjadi memakai
peN- + bawa menjadi pembawa
meN- + fitah menjadi memitnah
peN-
+ bicara menjadi pembicara
·
Fonem /N/ pada {meN-} dan{peN-} berubah menjadi
fonem /n/ apabila kata dasar yang mengikuti berawal dengan fonem /d,s,t/.
misalnya:
meN- + daki menjadi mendaki
meN- + suplai menjadi mensuplai
peN- + tegak menjadi penegak
meN- + topang menjadi menopang
·
Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah menjadi
/ň/ apabila kata dasar meN yang mengikutinya berawal dengan fonem /c, j, š, s/.
misalnya:
meN- + cabut menjadi mencabut
peN- + cetak menjadi pencetak
peN- + jaga menjadi penjaga
meN- + syaratkan menjadi mensyaratkan
·
Fonem /N/ pada {meN} dan {peN} berubah menjadi
/N/ apabila kata dasar yang mengikutinya fone, yang berawal /g, h, k, x/ dan
vokal. misalnya:
meN- + gusur menjadi menggusur
peN- + halang menjadi penghalang
meN- + kait menjadi mengait
peN + oper menjadi pengoper
b. Perubahan
fonem /r/
Fonem /r/
pada morfem{ber-}dan morfem {per-} berubah mejadi fonem /l/ sebagai akibat
pertemuan morfem tersebut dengan dasar kata
yang berupa morfem {ajar}.
Ber- + ajar menjadi belajar
Per- + ajar menjadi pelajar
2.
Proses Penambahan Fonem
Proses
penambahan fonem biasanya terjadi pada dasar kata yang bersuku kata satu atau
bersuku tunggal. Morfem {meN-} dan morfem {peN-}. Fonem tambahannya itu ialah
/ә/ sehingga berubah menjadi [meηә-} dan {peηә-}. Misalnya:
meN- + bom
menjadi mengebom
peN- + las
menjadi pengelas
peN- + cat
menjadi pengecat
meN- + bor
menjadi mengebor
3.
Proses Penanggalan Fonem
a.
Proses penanggalan fonem /N/ pada dasar kata
yang berawal fonem-fonem {l, r, y, w, N}. misalnya:
meN- + lawan
menjadi melawan
peN- + rusuh
menjadi perusuh
meN- + yakinkan
menjadi meyakinkan
peN- + wakaf
menjadi pewakaf
meN- + nyanyi
menjadi menyanyi
b.
Proses penanggalan fonem /әr/ pada morfem {ber-,
per-, ter-} pada dasar kata yang berawal dengan fonem /ә/ dan dasar kata yang
suku pertamanya berakhir dengan /әr/. Misalnya:
Ber- + ribu
menjadi beribu
Per- + rintis
menjadi perintis
Ter- + rendah
menjadi terendah
c.
Proses penghilangan fonem {k, p, t, s} sebagai
akibat pertemuan dengan morfem-morfem {meN-, peN-} dengan dasar kata yang
bermula dengan fonem-fonem tersebut. Misalnya:
meN- + kupas
menajdi mengupas
peN- + kait
menjadi pengait
meN- + potret
menjadi memotret
peN- + pompa
menjadi pemompa
meN- + sekap menjadi menyekap
peN- + tagih
menjadi penagih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar