Jumat, 18 Desember 2015

Morfofonemik

Morfofonemik

MORFOLOGI
            Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata atau morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik, maupun fungsi semantik (ramlan, 1983: 16-17).
            Morfologi atau morfemik adalah telaah morfem. Morfologi dapat dibagi menjadi dua tipe analisis yaitu:
1.      Morfologi sinkronik yaitu, morfem-morfem yang menelaah dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lalu maupun waktu kini. Secara singkat yang menjadi garapan morfologi sinkronik adalah:
a.       Morfem leksikal dan sintaktik.
b.      Morfem bebas dan morfem terikat.
c.       Morfem dasar atau morfem imbuhan.
2.      Morfologi diakronik yaitu morfem yang menelaah sejarah atau asal-usul kata, dan mempermasalahkan mengapa pemaikaian kata ini berbeda dengan pemakaian kata pada masa lalu. Bagian yang menjadi garapan morfologi diakronik yaitu:
a.       Aneka proses etimologis mencakup: analogi, pemajemukan, reduplikasi, derivasi, formasi surut, kreasi-dasar, dan penyingkatan.
b.      Aneka arah perubahan etimologis yang mencakup: deteriorasi, elevasi, spesialisasi, kongkretisasi, ekstensi, metaforisasi, dan radiasi.
            Menurut Ramlan, (1983) ada enam prinsip pengenalan morfem, diantaranya yaitu:
Prinsip 1 :        satu-satuan yang mempunyai struktur fonologik dan arti leksikal
                        atau gramatik yang sam merupakan suatu morfem.
Prinsip 2 :        satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda
                        merupakan satu morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti
                        leksikal atau arti gramatik yang sama, asal perbedaan itu dapat
                        dijelaskan secara fonologik.
Prinsip 3 :        satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda,
                        sekalipun perbedaanya tidak dapat dijelaskan secara
                        fonologik, masih dapat dianggap sebagai suatu morfem apabila
                        mempunyai arti leksikal atau arti gramatik yang sama, dan
                        mempunyai distribusi yang komplementer.
Prinsip 4 :        apabila dalam deretan struktur, suatu satuan berparalel dengan
                        suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupkan morfem, atau
                        yang lebih dikenal sebagai morfem zero.
Prinsip 5 :        satu-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama,
                        mungkin merupakan morfem, mungki juga merupakan morfem
                        yang berbeda.
Prinsip 6 :        setiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem.

MORFOFONEMIK
            Morfofonemik atau yang biasa dikenal morfofonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang morfofonem (atau biasa juga disingkat menjadi morfonem).
Menurut Ramlan, (1983:73) morfofonemik adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.
            Berbicara mengenai proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia, maka terdapat tiga hal yang penting yaitu: proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan proses penanggalan fonem.

1.        Perbuahan Fonem
Perubahan fonem dalam bidang proses morfofonemik dalam bahasa indonesia, dibedak menjadi dua hal yaitu perubahan fonem /N/ dan /r/.
a.       Perubahan fonem /N/
·      Fonem /N/ pada morfem meN- dan morfem peN- berubah menjadi fonem /m/ apanila kata yang mengikutinya berawal dengan /b,f,p/. misalnya:
meN- + pakai menjadi memakai
peN- + bawa menjadi pembawa
meN- + fitah menjadi memitnah
     peN- + bicara menjadi pembicara
·      Fonem /N/ pada {meN-} dan{peN-} berubah menjadi fonem /n/ apabila kata dasar yang mengikuti berawal dengan fonem /d,s,t/. misalnya:
meN- + daki menjadi mendaki
meN- + suplai menjadi mensuplai
peN- + tegak menjadi penegak
meN- + topang menjadi menopang
·      Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah menjadi /ň/ apabila kata dasar meN yang mengikutinya berawal dengan fonem /c, j, š, s/. misalnya:
meN- + cabut menjadi mencabut
peN- + cetak menjadi pencetak
peN- + jaga menjadi penjaga
meN- + syaratkan menjadi mensyaratkan
·      Fonem /N/ pada {meN} dan {peN} berubah menjadi /N/ apabila kata dasar yang mengikutinya fone, yang berawal /g, h, k, x/ dan vokal. misalnya:
meN- + gusur menjadi menggusur
peN- + halang menjadi penghalang
meN- + kait menjadi mengait
peN + oper menjadi pengoper
b.      Perubahan fonem /r/
            Fonem /r/ pada morfem{ber-}dan morfem {per-} berubah mejadi fonem /l/ sebagai akibat pertemuan morfem tersebut dengan dasar kata  yang berupa morfem {ajar}.
Ber- + ajar menjadi belajar
             Per- + ajar menjadi pelajar

2.        Proses Penambahan Fonem
            Proses penambahan fonem biasanya terjadi pada dasar kata yang bersuku kata satu atau bersuku tunggal. Morfem {meN-} dan morfem {peN-}. Fonem tambahannya itu ialah /ә/ sehingga berubah menjadi [meηә-} dan {peηә-}. Misalnya:
            meN- + bom menjadi mengebom
            peN- + las menjadi pengelas
            peN- + cat menjadi pengecat
            meN- + bor menjadi mengebor
3.        Proses Penanggalan Fonem
a.     Proses penanggalan fonem /N/ pada dasar kata yang berawal fonem-fonem {l, r, y, w, N}. misalnya:
meN- + lawan menjadi melawan
peN- + rusuh menjadi perusuh
meN- + yakinkan menjadi meyakinkan
peN- + wakaf menjadi pewakaf
meN- + nyanyi menjadi menyanyi
b.      Proses penanggalan fonem /әr/ pada morfem {ber-, per-, ter-} pada dasar kata yang berawal dengan fonem /ә/ dan dasar kata yang suku pertamanya berakhir dengan /әr/. Misalnya:
Ber- + ribu menjadi beribu
Per- + rintis menjadi perintis
Ter- + rendah menjadi terendah
c.       Proses penghilangan fonem {k, p, t, s} sebagai akibat pertemuan dengan morfem-morfem {meN-, peN-} dengan dasar kata yang bermula dengan fonem-fonem tersebut. Misalnya:
meN- + kupas menajdi mengupas
peN- + kait menjadi pengait
meN- + potret menjadi memotret
peN- + pompa menjadi pemompa
meN- +  sekap menjadi menyekap
peN- + tagih menjadi penagih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar