JENIS-JENIS
MENULIS DI SD KELAS TINGGI
Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD
kelas tinggi diarahkan
pada kegiatan menulis lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari
menulis permulaan. Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang bisa
dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi,
surat, dan prosa.
Kegiatan menulis tidak dapat terlepas
dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara.
Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran menulis di SD guru harus dapat
memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
Pengembangan kemampuan menulis di SD
sangat bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus
memiliki bekal dalam kemampuan menulis. Guru dituntut mampu memilih metode yang
sesuai sehingga dapat merangsang proses berfikir dan kreativitas siswa dalam
kegiatan menulis. Latihan yang intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa
memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajaran menulis di SD kelas tinggi
di bedakan berdasarkan jenis tulisannya. menulis dibedakan menjadi empat yaitu
menulis deskripsi, narasi, argumentasi dan eksposisi. Disamping keempat jenis
tulisan tersebut Suparno (2008: 1.13) menambahkan satu lagi jenis tulisan yaitu
persuasi.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai
jenis-jenis menulis di SD kelas tinggi antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Deskripsi
Paragraf
deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal
seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail hal
tersebut. Menurut Suparno (2008:1.11) Deskripsi merupakan ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan
perasaan penulisnya. Dengan kata lain, diskripsi adalah
melukis atau memotret benda atau suasana dengan kata-kata. Deskripsi menggambarkan sesuatu dengan
jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan
gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Berikut akan dijelaskan
langkah-langkah yang perlu diketahui siswa maupun guru dalam menulis paragraf
deskriptif :
1)
Cari
sebuah topik/tema
Untuk menulis paragraf deskriptif
dengan baik, pertama kali yang perlu dilakukan adalah:
1
Mencari
topik yang bagus, dan
2
Mempelajari
dengan baik topik tersebut.
Untuk langkah awal cara yang baik
dalam mendapatkan ide yang akan diangkat atau ditulis dalam bentuk paragraf
deskriptif adalah melihat apa yang ada disekeliling siswa. Misalnya ketika berjalan-jalan
dirumah, ruang tamu, sampai ke dapur, lihat semua hal yang ada, siswa akan
menemukan suatu hal atau objek yang baik untuk ditulis deskriptif, seperti
kursi, meja makan, sepatu baru, dan sebagainya. Selanjutnya setelah mendapatkan
suatu hal atau objek dalam mempermudah mendeskripsikannya ada beberapa
pertanyaan berikut untuk mempelajari objek yang akan di tulis.
1. Bagaimana rasa, suara, bau objek
ini?
2. Berapa ukurannya?
3. Bagaimana bentuknya?
4. Berapa beratnya?
5. Apa warnanya?
6. Bagimana kondisinya?
Kembangkan terus pertanyaan lanjutan
sampai benar-benar memahami objek yang sedang dikembangkan tersebut.
2)
Merancang
sebuah paragraf deskriptif
Setelah memilih sebuah topik dan
telah mengoleksi beberapa detail topik tersebut, berarti siswa sudah siap untuk
menyusun paragraf deskriptif dengan merancang paragraf deskriptif secara kasar
dengan menulis topik utamanya dan semua detail yang telah diketahui.
3)
Memperbaiki
Pargaraf Deskriptif
Memperbaiki paragraf kasar dengan
berkonsentrasi pada penyusunan gambaran detail yang telah dibuat. Apakah
kalimatnya sudah jelas, logis, dan setiap detail dapat tersusun dengan baik.
4)
Cek
dan Baca kembali
Setelah
selesai memperbaiki, saatnya
membaca kembali. Biarkan orang lainteman ataupun guru membaca dan memberikan
pendapatnya. Berikut ini ada beberapa
pertanyaan untuk mengecek apakah paragraf deskriptif yang dibuat telah memenuhi
syarat.
1.
Apakah
paragrafmu sudah dimulai dengan sebuah kalimat utama? Sebuah kalimat utama
mengenai objek yang akan jelaskan detailnya.
2.
Apakah
paragraf sudah konsisten, jelas dan spesifik?
3.
Apakah
paragraf sudah tersusun dengan kalimat yang lengkap?
4.
Apakah
semua kalimat pendukung yang berisi gambaran dan penjelasan sudah menjelaskan
kalimat utama di awal paragraf?
5.
Apakah
kamu sudah mengurutkan deskripsinya dengan baik dan logis?
6.
Apakah
kamu sudah menutup paragraf dengan kalimat yang mengesankan bahwa objek yang
kamu deskripsikan itu adalah hal yang sepesial, istimewa, atau unik, yang
menarik pembaca?
Bila pertanyaan-pertanyaan dasar
tersebut telah dapat diaplikasikan pada paragraf yang telah dibuat, maka sudah
mendapatkan sebuah paragraf deskripsi yang baik.
2.
Narasi
Narasi
adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Sesuai
dengan pendapat. De'images (2007: 5) mengungkakan bahwa paragraf narasi adalah
paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi
terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak
memiliki kalimat utama. Senada dengan De'images, Suparno (2008: 1.11)
berpendapat bahwa narasai adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian.
Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai
fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1)
juga mempunyai pendapat yang hampir sama, bahwa secara sederhana narasi dikenal
sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Dari
berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan jenis
tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian tersebut diceritakan
dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat
dan waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau
kejadian dengan sejelas-jelasnya.
3.
Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus.
Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan
agar pembaca percaya dan menerima apa yang dipaparkannya oleh penulis.
Tujuan dalam pargraf argumentasi
adalah meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis dapat
menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat
memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya. Sehingga keberadaan
bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis
dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi,
akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
4.
Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang
dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang
dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno,
2008: 1.12). Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud
mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang
disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Tulisan eksposisi ini memberikan
informasi. Penulis dapat mengembangkan tulisan secara analisis, ruangan, dan
kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan.
Tulisan ini berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3)
menambahkan bahwa untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik,
gambar atau statistik”.
Dengan demikian eksposisi dapat
disimpulkan sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan
sebuah informasi. Tulisan ini disampaikan secara jelas dan dapat disertai
data-data yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi
yang sesungguhnya.
Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi
adalah sebagi berikut:
1.
Memberikan
informasi tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan panca indera.
2.
Gaya
penulisan bersifat informatif.
3.
Berisi
definisi atau metode dalam melakukan suatu hal.
4.
Pada
umumnya paragraf eksposisi menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan,
dimana dan bagaimana.
5.
Persuasi
Menurut
Tarigan (1994:3) paragraf persuasi adalah karangan yang dapat menarik minat dan
dapat meyakinkan bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang sangat
penting. Sedangkan menurut Kaffer (2011:118) persuasi merupakan usaha untuk
membujuk seseorang untuk mau mengikuti tujuan yang dikehendaki tanpa paksaan.
Paragraf persuasi adalah sebuah paragraf yang berisi tulisan yang mengajak
pembaca agar mengikuti apa yang diinginkan oleh penulis, sehingga pembaca
terpengaruh untuk mengikuti. Paragraph ini dibuat dengan berdasarkan pemahaman
atau asumsi bahwa setiap pemandangan atau pendirian seseorang bisa diubah-ubah.
Tujuan
dari paragraph ini adalah untuk membujuk atau mempengaruhi pembacanya agar
mempercayai dan melakukan apa yang penulis sampaikan di dalam paragraf. Di
dalam paragraf persuasi banyak ditemukan kata-kata seperti “ayo”, “mari”, dan
“lakukanlah”.
Maka
dapat disimpulkan bahwa paragraph persuasi merupakan paragraph yang berisi
tentang ajakan atau bujukan kepada pembaca agar pembaca dapat melakukan atau
mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam paragraph tersebut.
Adapun
ciri-ciri paragraph persuasi adalah sebagai berikut:
1. Dikarenakan
tujuan utamnya untuk mempengaruhi pembaca, paragraph persuasi memiliki
alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta.
2. Paragraph
ini berusaha meyakinkan pembaca untuk melakukan atau mempercayai yang ditulis
oleh penulis.
3. Paragraph
persuasi biasanya mengindari konflik agar kepercayaan pembacanya tidak hilang
dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan pembaca dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar