Jumat, 18 Desember 2015

JENIS-JENIS MENULIS DI SD KELAS TINGGI


JENIS-JENIS MENULIS DI  SD KELAS TINGGI
Pelaksanaan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis lanjutan. Menulis lanjutan adalah pengembangan dari menulis permulaan. Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang bisa dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi, surat, dan prosa.
Kegiatan menulis tidak dapat terlepas dari kegiatan bahasa lainnya seperti kegiatan membaca, menyimak dan berbicara. Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran menulis di SD guru harus dapat memadukan keempat unsur kebahasaan tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pengembangan kemampuan menulis di SD sangat bergantung kepada kreativitas seorang guru. Oleh karena itu, guru harus memiliki bekal dalam kemampuan menulis. Guru dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang proses berfikir dan kreativitas siswa dalam kegiatan menulis. Latihan yang intensif dan terarah akan dapat membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajaran menulis di SD kelas tinggi di bedakan berdasarkan jenis tulisannya. menulis dibedakan menjadi empat yaitu menulis deskripsi, narasi, argumentasi dan eksposisi. Disamping keempat jenis tulisan tersebut Suparno (2008: 1.13) menambahkan satu lagi jenis tulisan yaitu persuasi.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis menulis di SD kelas tinggi antara lain adalah sebagai berikut:
1.             Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek; gagasan; tempat; atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut. Menurut Suparno (2008:1.11) Deskripsi merupakan ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Dengan kata lain, diskripsi adalah melukis atau memotret benda atau suasana dengan kata-kata. Deskripsi menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tulisan deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah yang perlu diketahui siswa maupun guru dalam menulis paragraf deskriptif :
1)             Cari sebuah topik/tema
Untuk menulis paragraf deskriptif dengan baik, pertama kali yang perlu dilakukan adalah:
1           Mencari topik yang bagus, dan
2           Mempelajari dengan baik topik tersebut.
Untuk langkah awal cara yang baik dalam mendapatkan ide yang akan diangkat atau ditulis dalam bentuk paragraf deskriptif adalah melihat apa yang ada disekeliling siswa. Misalnya ketika berjalan-jalan dirumah, ruang tamu, sampai ke dapur, lihat semua hal yang ada, siswa akan menemukan suatu hal atau objek yang baik untuk ditulis deskriptif, seperti kursi, meja makan, sepatu baru, dan sebagainya. Selanjutnya setelah mendapatkan suatu hal atau objek dalam mempermudah mendeskripsikannya ada beberapa pertanyaan berikut untuk mempelajari objek yang akan di tulis.
1.      Bagaimana rasa, suara, bau objek ini?
2.      Berapa ukurannya?
3.      Bagaimana bentuknya?
4.      Berapa beratnya?
5.      Apa warnanya?
6.      Bagimana kondisinya?
Kembangkan terus pertanyaan lanjutan sampai benar-benar memahami objek yang sedang dikembangkan tersebut.

2)             Merancang sebuah paragraf deskriptif
Setelah memilih sebuah topik dan telah mengoleksi beberapa detail topik tersebut, berarti siswa sudah siap untuk menyusun paragraf deskriptif dengan merancang paragraf deskriptif secara kasar dengan menulis topik utamanya dan semua detail yang telah diketahui.

3)             Memperbaiki Pargaraf Deskriptif
Memperbaiki paragraf kasar dengan berkonsentrasi pada penyusunan gambaran detail yang telah dibuat. Apakah kalimatnya sudah jelas, logis, dan setiap detail dapat tersusun dengan baik.

4)             Cek dan Baca kembali
Setelah selesai memperbaiki, saatnya membaca kembali. Biarkan orang lainteman ataupun guru membaca dan memberikan pendapatnya.  Berikut ini ada beberapa pertanyaan untuk mengecek apakah paragraf deskriptif yang dibuat telah memenuhi syarat.
1.        Apakah paragrafmu sudah dimulai dengan sebuah kalimat utama? Sebuah kalimat utama mengenai objek yang akan jelaskan detailnya.
2.        Apakah paragraf sudah konsisten, jelas dan spesifik?
3.        Apakah paragraf sudah tersusun dengan kalimat yang lengkap?
4.        Apakah semua kalimat pendukung yang berisi gambaran dan penjelasan sudah menjelaskan kalimat utama di awal paragraf?
5.        Apakah kamu sudah mengurutkan deskripsinya dengan baik dan logis?
6.        Apakah kamu sudah menutup paragraf dengan kalimat yang mengesankan bahwa objek yang kamu deskripsikan itu adalah hal yang sepesial, istimewa, atau unik, yang menarik pembaca?
Bila pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut telah dapat diaplikasikan pada paragraf yang telah dibuat, maka sudah mendapatkan sebuah paragraf deskripsi yang baik.








2.             Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang suatu peristiwa. Sesuai dengan pendapat. De'images (2007: 5) mengungkakan bahwa paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki kalimat utama. Senada dengan De'images, Suparno (2008: 1.11) berpendapat bahwa narasai adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat yang hampir sama, bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian. Kejadian tersebut diceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan sejelas-jelasnya.










3.             Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca percaya dan menerima apa yang dipaparkannya oleh penulis.
Tujuan dalam pargraf argumentasi adalah meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran pendapat yang disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.





4.             Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya (Suparno, 2008: 1.12). Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat mengembangkan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan ini berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno (2007: 3) menambahkan bahwa untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik”.
Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi. Tulisan ini disampaikan secara jelas dan dapat disertai data-data yang konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang sesungguhnya.
Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi adalah sebagi berikut:
1.             Memberikan informasi tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan panca indera.
2.             Gaya penulisan bersifat informatif.
3.             Berisi definisi atau metode dalam melakukan suatu hal.
4.             Pada umumnya paragraf eksposisi menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana.




5.             Persuasi
Menurut Tarigan (1994:3) paragraf persuasi adalah karangan yang dapat menarik minat dan dapat meyakinkan bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang sangat penting. Sedangkan menurut Kaffer (2011:118) persuasi merupakan usaha untuk membujuk seseorang untuk mau mengikuti tujuan yang dikehendaki tanpa paksaan. Paragraf persuasi adalah sebuah paragraf yang berisi tulisan yang mengajak pembaca agar mengikuti apa yang diinginkan oleh penulis, sehingga pembaca terpengaruh untuk mengikuti. Paragraph ini dibuat dengan berdasarkan pemahaman atau asumsi bahwa setiap pemandangan atau pendirian seseorang bisa diubah-ubah.
Tujuan dari paragraph ini adalah untuk membujuk atau mempengaruhi pembacanya agar mempercayai dan melakukan apa yang penulis sampaikan di dalam paragraf. Di dalam paragraf persuasi banyak ditemukan kata-kata seperti “ayo”, “mari”, dan “lakukanlah”.
Maka dapat disimpulkan bahwa paragraph persuasi merupakan paragraph yang berisi tentang ajakan atau bujukan kepada pembaca agar pembaca dapat melakukan atau mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam paragraph tersebut.

Adapun ciri-ciri paragraph persuasi adalah sebagai berikut:
1.      Dikarenakan tujuan utamnya untuk mempengaruhi pembaca, paragraph persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta.
2.      Paragraph ini berusaha meyakinkan pembaca untuk melakukan atau mempercayai yang ditulis oleh penulis.
3.      Paragraph persuasi biasanya mengindari konflik agar kepercayaan pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan pembaca dapat tercapai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar