KESENIAN BUAYA PUTIH

Kesenian Tradisional Buaya Putih di Kecamatan
Padarincang, Serang-Banten khususnya di Kampung Curugdahu Desa Kadubeureum
adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa diwilayah tersebut. Berbeda
dengan dibeberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Serang, Kesenian Tradisional
Buaya Putih di Kampung Curugdahu sampai saat ini masih terpelihara dan terjaga
malah semakin banyak perkembangan. Terbukti dengan masih dilakukannya acara
pertunjukan setiap bulan sekali minggu keempat dalam acara latihan yang
bertempat disanggar seni. Pertunjukan tersebut biasanya dilakukan dalam acara
mapag panganten (pernikahan), khitanan, peresmian gedung, penyambutan tamu,
pembukaan perlombaan, ikhtifalan (lepas kenang anak sekolah) dan acara adat
lainnya.
Alam Padarincang yang indah
dikelilingi oleh pegunungan terbentang pesawahan yang luas dan subur dengan
panorama yang sangat menawan serta memiliki udara yang nyaman dan segar.
Wilayah Kecamatan Padarincang terletak ±37 KM dari Ibu kota Kabupaten Serang. Kecamatan
Padarincang terdapat kawasan hutan lindung dan suaka margasatwa serta Rawa Dano
yang sangat terkenal dengan keangkerannya. Kesenian Tradisional Buaya Putih sudah
ada sejak tahun 70-an dan sebelumnya bernama Kesenian Buaya Mangap. Konon
katanya kepalanya terbuat dari pelapah rumbia (Kiray) dalam bahasa setempat,
dua pelapah tersebut disatukan dibuat menyerupai kepala buaya maka hasilnya
kepala buaya atau mulut buaya itu hanya bisa menganga (mangap) dalam bahasa
setempat, dengan demikian disebutlah oleh masyarakat sekitar di Kecamatan
Padarincang menyebutnya buaya mangap.
Dalam pertunjukan Kesenian
Tradisional Buaya Putih ini tidak bisa asal tunjuk jari untuk memainkan, dalam
memainkan keseniain ini diperlukan seseorang yang memeiliki keahlian dalam seni
karena selain pemain itu harus dilatih terlebih dahulu juga harus tahu nada musik
yang dimainkan oleh pemusik rudat sehingga langkah demi langkah saat berjalan
pun mengikuti irama rudat dan bedug besar.
Unsur-unsur yang terkandung dalam
kesenian tradisional buaya putih adalah sebagai berikut:
1.
Unsur
Wawacan (bacaan)
Wawacan
(bacaan) yang dibacakan dalam pertunjukan Kesenian Tradisional Buaya Putih
terdiri dari pembacaan salam-salam Assalamu’alaikum dan dibacaan Salawat pembua
ngarak pengantin, dan terakhir dibacakan do’a kidung sawer panganten (
pengantin ) namun, hanya beberapa wawacan (bacaan) yang sering dibacakan hal
ini berkaitan dengan dua tata cara pembacaan awal dan akhir, artinya sebelum
berangkat dibacakan salam-salam dan salawat dan yang terakhir setelah selesai
acara dibacakan kidung sawer panganten atau pepeling ( pengingat ) oleh juru
kawih.
2.
Unsur
Pemain dan Pemusik
Ada
beberapa syarat untuk menjadi pemain Kesenian Tradisional Buaya Putih khususnya
lengser (pemandu keseluruhan acara), seorang lengser harus mengetahui tugas
keseluruhan pemain serta memberi kode-kode terhadap petugas pembaca wawacan
(bacaan) kapan saat dimulai sebelum berangkat lengser sudah mempunyai kode atau
aba-aba termasuk kapan mulai musik rudat dibunyikannya.
Pemain
Kesenian Tradisional Buaya Putih berjumlah sekitar minimal 40 maksimal 50 orang
masing-masing mempunyai tugas tersendiri, seperti : 2 orang paling depan dan
dua orang paling belakang semuanya terdiri dari laki-laki yang bertubuh kekar,
karena bertugas sebagai pembawa atau pemain umbul-umbul besar yang berfungsi
sebagai benteng pembatas depan dan belakang Kesenian Tradisional Buaya Putih.
Urutan
kedua pada barisan kesenian tersebut
berdiri seorang lengser bertugas untuk mengatur keseluruhan anggota dan saat
pertunjukan sudah dimulai lengser tidak tetap disatu tempat artinya bisa kemana
saja untuk mengawasi dan memberi kode (tanda) gerakan-gerakan yang lainnya.
Urutan
ketiga pada barisan kesenian tersebut 2 orang boleh dari 2 putra atau dari 2 orang putri atau dari 2
orang putra dan putri bertugas membawa spanduk yang bertuliskan Kesenian
Tradisional Buaya Putih.
Diurutan
keempat terdiri dari 10 orang putra
bertugas memainkan umbul-umbul kecil sebagai pemeriah acara saat display
(atraksi).
Urutan
kelima terdiri dari 8 orang sebagai pagar ayu atau penari dengan gerakan
sebagai penabur bunga untuk menghormati kedua mempelai yang dianggap sebagai
raja dan ratu buaya putih urutan keenam ini relitif tergantung yang punya hajat
seperti jika pernikahan maka posisi disini sepasang pengantin, jika khitanan
masih diposisi keenam maka seorang anak kecil sebagai pengantin sunat, dan jika
penyambutan tamu, maka tamulah yang tepat posisi diurutan keenam dll, diurutan
ketujuh 4 orang bertugas sebagai pemain atau penggerak buaya putih jika dalam
perlombaan, tetapi kalau dalam pernikahan maka sekitar sepuluh orang yang
bertugas sebagai pengangkat atau penggotong buaya, urutan kedelapan 24 orang
putra sebagai pemain musik rudat urutan kesembilan 3 orang putra sebagai pemain
bedug besar.
3.
Tahapan
Pertunjukan
a.
Tahapan pertunjukan
Dalam Kesenian
Tradisional Buaya Putih, pembacaan yassin dilakukan pada malam hari ba’da isya
sebelum keesokan harinya pertunjukan dimulai dengan bersama-sama seluruh pemain
Kesenian Tradisional Buaya Putih. Setelah membaca do’a bersama, sesepuh pada
kesenian tersebut membagikan air putih yang sudah disiapkan dari teko dan
dituangkan kedalam gelas untuk diminum oleh para pemain. Adapun tujuan untuk
meminta barokah /keselamatan kepada Allah agar keistimewaan saat pertunjukan
berlangsung, maka setiap peserta atau para pemain Kesenian Tradisional Buaya
Putih diwajibkan pada saat pengajian yassin dan do’a bersama hadir dan tidak
ada satupun yang ketinggalan.
b.
Cara Penyajian
Seperti
dijelaskan sebelumnya, pertunjukan Kesenian Tradisional Buaya Putih tidak
memerlukan panggung yang khusus disediakan. Karena para pemain hanya berbaris
atau berjajar dijalan, atau dihalaman. Karena kesenian ini sifatnya helaran
atau seni berjalan, bergoyang atau menari serta mengerak-gerakkan buaya
berjalan sambil menuju mempelai putri, jika dalam pertunjukan yang sifatnya
dilombakan maka ketika didepan juri sekelompok kesenian ini mengadakan display
pertunjukan (atraksi). Penyajian awal dimulai dengan musik rudat dengan jenis
bunyi gembrung, bunyi gembrung ini bertanda untuk mengingatkan atau mengundang
masyarakat disekitarnya bahwa dengan adanya musik gembrung dibunyikan bertanda
pertunjukan atau ngarak pengantin akan segera dimulai. Namun sebelum dimulai
seusai musik rudat yang berbunyi gembrung itu, maka dibacakanlah do’a yang
berbunyi atau yang bernada seperti mengaji, selesai do’a tersebut dibacakan
maka musik rudat pun berbunyi lagi atau dimainkan lagi dengan nada kemplong
bertanda pertunjukan dimulai dan berjalan menuju mempelai putri.
4.
Alat Musik Pengiring
Alat
musik pengiring dalam pertunjukan Kesenian Tradisional Buaya Putih pada masa
lalu sekitar tahun 80-an atau pun sekarang masih sama yaitu sama menggunakan
alat musik rudat. Tetapi sekitar 80-an hanya 6 buah rudat saja, yakni:
(pengiring) atau talingting, (sela) atau ting-ting-ting, (telu) atau dung-dung,
(pongpak) atau pongpak-pongpak, (kempul) atau tung-tung-tung tanpa henti
(indung) atau deg-deg-deg atau der-der-der.
Dari
keenam alat musik pengiring Kesenian Tradisional Buaya Putih (rudat) semuanya
bisa mengeluarkan getaran suara melalui pukulan tangan, kecuali satu alat musik
yang dipukul menggunaan ranting kayu yaitu bedug besar yang biasa masyarakat
Curugdahu memanggilnya indung (ibu), karena katanya (menurut hasil wawancara
dengan Bapak Sadar) suaranya paling besar maka dikatakannya indung, indung yang
berarti ibu, maka ibulah yang paling banyak mengayomi dalam keluarga jika
dibandingkan dalam kehidupan jadi ibu sangat besar pengaruhnya, maka bedug
besarpun sangat besar mewarnai bunyi musik rudat tersebut.
5.
Busana
Busana
yang dipakai dalam pertunjukan Kesenian Tradisional Buaya Putih sangat
bervariasi, seperti : untuk pemain rudat selalu memakai baju koko lengkap
dengan celananya, dilengkapi dengan selendang sarung yang dilipat serta memakai
peci hitam tetapi kalau untuk warna tidak monoton artinya selalu berganti-ganti
warna tentunya yang sudah disediakan oleh pimpinan sanggar (saat ini) untuk
pemain atau penggerak buaya masih sama baju koko masih lengkap dengan celana
(kampret) hanya dilengkapi dengan ikat pinggang dan ikat kepala, pakaian untuk
menari model baju kebaya memakai jilbab dan dihiasi dengan selendang yang
dipasang di pinggang serta digunakan untuk menari.
6.
Simbol
Simbol
dalam Kesenian Tradisional Buaya Putih setiap akan tampil selalu membuat
kerangka buaya yang terbuat dari kayu (untuk kepalanya) satu batang bambu yang
ukurannya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk dijadikan untuk dijadikan tulang
punggung (tulang rusuk) sampai keekor buaya membentuk badan buaya masih terbuat
dari bambu dan daun kelapa muda yang masih menguning (janur kuning) dipasang
mengelilingi perut buaya hingga ekor, di leher buaya dipasang kalung yang
terbuat dari daun sirih berikut batangnya, buah pinang yang sudah menguning
(matang), dan ijuk. Simbol ini maksudnya, kerangka buaya digunakan untuk
membawa barang-barang yang akan diberikan atau dibawa ke pihak mempelai putri
dan ukurannya menunjukan simbol status keluarga pihak mempelai putra daun sirih
untuk dimanfaatkan sebagai obat bau badan dan jamu serta dipakai nginang oleh
kaum ibu-ibu yang merasa lelah jikalau sedang ikut masak dirumah mempelai
putri, dan batang sirih dimanfaatkan untuk ditanam disamping rumah sebagai
simbol tanda perkawinan hari, bulan, dan tahun begitu pula dengan buah pinang
(jebug) digunakan untuk jamu tentunya oleh kaum wanita karena konon hasiatnya
menjaga kewanitaan serta untuk ditanam di samping rumah sebagai simbol hari,
bulan dan tahun perkawinan juga, adapun ijuk yang sama di pasang dileher buaya
akan dimanfaatkan oleh pihak mempelai putri sebagai tambang untuk pengikat dan
sebagai sapu untuk membersihkan rumah. Tambang dalam perkawinan diartikan untuk
mengikat kekeluargaan dan berumah tangga dan sapu diartikan jika dalam rumah
tangga ada masalah maka dibersihkan bersama-sama untuk menghilangkan
kesalahpahaman, semoga dengan disapu bersama dalam perkawinan bersih dari
cobaan dan jika ada berusaha saling memahami kelemahan diantara mempelai putra
dan putri.
Best slot machines with blackjack, no deposit bonus - JamBase
BalasHapusWith blackjack and 경상남도 출장샵 other games 안양 출장샵 with a chance 영천 출장마사지 to win big! We have prepared two-night slot machine review, and we 구리 출장안마 rate the 삼척 출장안마 best of the