Jumat, 18 Desember 2015

METODE PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS RENDAH


METODE PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS RENDAH

Membaca dan menulis di kelas rendah tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas permulaan. Membaca dan Menulis Permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf sedangkan, kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
Berikut akan diuraikan beberapa metode pembelajaran di kelas rendah, diantaranya:
1.        Metode Eja
Pembelajaran Menulis dan Membaca Permulaan dengan metode eja memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihapalkan dan dilafalkan murid sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A a, B b, C c, D d, E e, F f, dan seterusnya. Dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef, dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambing tulisan, seperti a, b, c, d, dan seterusnya atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para murid diajarkan untuk perkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya :
b, a → ba (dibaca be. a → ba )
d, u → du ( dibaca de, u → du )
ba-du dilafalkan Badu
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah murid-murid dapat menulis huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkai huruf yang berupa suku kata. Sebagai contoh, ambillah kata badu tadi. Selanjutnya, murid diminta menulis seperti : ba - du → badu.
Pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkrit menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar, dengan kehiduipan murid menuju hal-hal yang sulit dan mungkin meruipakan sesuatu yang baru bagi murid.
Kelemahan yang mendasar dari penggunaan metode eja ini meskipun murid mengenal dan hafal abjad dengan baik, namun murid tetap mengalami kesulitan dalam mengenal rangkaian huruf yang berupa suku kata atau kata.

2.        Metode Suku Kata dan Metode Kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bu, ca, ci, cu, ce, cu, da, di ,du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, kata-kata tadi misalnya :
ba – bi                      cu – ci             da – da                        ka – ki
ba – bu                     ca – ci              du – da                       ku – ku
bi – bi                       ci – ca              da – du                       ka – ku
ba – ca                      ka – ca            du – ka                       ku – da
Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindak lanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil dibawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata kedalam suku-suku kata. Proses pembelajaran Menulis dan Memmbaca Permulaan yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini yakni metode rangkai kupas.

3.        Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan dibawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar yang menggunakan metode global yaitu :
a.       Memperkenalkan gambar dan kalimat
b.      Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata.
Contoh: Kata menjadi huruf-huruf
Ini mama
i n i                  m a m a
i -ni                  ma – ma
i – n – i          m - a – m - a

4.        Metode Structural Analisis Sintesis (SAS)
SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran Menulis dan Membaca Permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran menulis dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni skruktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep “kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika strukturnya kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran menulis dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS meliputi :
a.         Kalimat menjadi kata-kata
b.        Kata menjadi suku-suku kata
c.         Suku kata menjadi huruf-huruf
Metode ini yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak atau siswa adalah metode SAS menurut Supriyadi dkk (1992). Alasan mengapa metode SAS ini dipandang baik adalah:
a.         Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umumbahwa bentuk bahasa terkecil adalah kalimat.
b.        Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak.
c.         Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Kelemahan metode SAS, yaitu:
a.         Kurang praktis
b.        Membutuhkan banyak waktu
c.         Membutuhkan alat peraga

5.        Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.

6.        Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Keberhasilan siswa melalui teknik ceramah sangat bergantung kepada kemampuan siswa dalam menyimak.

7.        Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan kelompok.

8.        Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat membantu siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.

9.        Metode Abjad dan Metode Bunyi
Menurut Alhkadiah, kedua metode ini sudah sangat tua. Menggunakan kata-kata lepas, misalnya:
Metode Abjad:                         bo-bo              bobo
                                                                        la-ri                 lari
Metode Bunyi:                          na-na              nana
                                                                        lu-pa               lupa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar