Jumat, 18 Desember 2015

MENULIS SEBAGAI SUATU PROSES


MENULIS SEBAGAI SUATU PROSES

Menulis Sebagai Suatu Proses
Menulis sebagai suatu proses dapat dilihat dari teori menulis yang berkembang saat ini. Berikut ini akan dijelaskan tahapan dalam menulis sebagai suatu proses:
1).      Pra menulis (prewriting)
Tahap ini merupakan tahap awal dan biasa dikenal dengan pemanasan bagi yang berolahraga. Menurut Proett dan Gill (1986) tahap ini merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis sehingga apa yang ingin ditulis disajikan dengan baik.
Pada tahap ini, kita perlu mempersiapkan terlebih dahulu apa yang kita butuhkan dalam menulis untuk itu dalam tahap ini ada beberapa aktivitas yang perlu disiapkan sebelum menulis diantaranya yaitu, menentukan topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan serta mengorganisaikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan.
2).      Pengedraftan (drafting)
Pada tahap ini, siswa menulis draft kasar siswa menulis pokok-pokok yang menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik, dengan aktifitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapihan atau mekanik.
3).      Merevisi (revising)
Pada tahap ini siswa membagi tulisannya kepada kelompok, siswa mendiskusikan dengan temannya kemudian melakukan perbaikan sesuai dengan komentar yang diberikan oleh guru atau temannya. Setelah mendapatkan komentar atau saran siswa membuat beberapa perubahan dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain.
4).      Mengedit (editing)
Pada tahap ini siswa membaca ulang tulisannya, siswa membantu membaca ulang tulisan temannya, siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.

5).      Mempublikasikan (publishing)
Pada tahap ini siswa mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai, siswa membagi tulisannya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya.

Proses menulis di kelas rendah berbeda dengan metode proses pembelajaran menulis di SD, karena di kelas rendah kebanyakaan siswa tidak mengenal huruf untuk itu sebelum memperkenalkan huruf kepada siswa ada baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Posisi duduk siswa
duduk.PNG
2.      Posisi memegang pensil
memegang.PNG

3.      Letak buku

duduk.PNG
Gambar di atas merupakan cara menulis yang benar dengan Posisi badan hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku kira-kira 25-30cm, sehingga posisi duduk menjadi tegap ketika menulis.
Pelajaran menulis awal dapat diintegrasikan dengan membaca awal. Pengenalan huruf-huruf dapat dimulai dengan membaca atau mengenal huruf-huruf. Pelajaran menulis awal menjadi dasar yang sangat penting bagi pelajaran menulis lanjut. Berikut ini akan dijelaskan proses menulis di kelas awal:

1.      Pengenalan Huruf
Pengenalan huruf (alfabet) dengan lagu sangat banyak membantu pembelajar yang sama sekali belum mengenal huruf. Dengan demikian pembelajar yang belum pernah diajari huruf oleh orang tuanya atau belum pernah diajari huruf ketika di taman kanak-kanak dapat dikenalkan dengan huruf melalui lagu ABC. Lagu ini telah berkembang di sekolah dengan banyak variasi dan modifikasinya. Setiap pengajar dapat mengembangkan lagu ini sesuai dengan kepentingannya.

2.      Memegang Pensil
Setelah mengenal huruf melalui lagu, pelajaran selanjutnya adalah pelajaran cara memegang pensil. Hal ini mesti diperhatikan karena tidak semua pembelajar, khususnya di kelas satu, mengetahui atau terbiasa memegang pensil. Memegang pensil pun perlu terbiasa. Dengan demikian, pembelajar yang oleh orang tuanya tidak diajari memegang pensil (dan menulis) akan mempunyai kesempatan untuk belajar memegang pensil.
Memegang pensil harus dengan erat tetapi lentur. Bila pembelajar tidak terbiasa, goresan pensilnya akan bergerigi dan tidak mantap. Pengajar memerintahkan semua pembelajar perlu memegang pensil dan menunjukkannya di udara. Selanjutnya pengajar berkeliling untuk memeriksa bila ada pembelajar yang memegang pensil secara keliru. Pengajar mesti memperbaiki bila ada pembelajar yang keliru memegang pensilnya.
Memegang pensil harus dengan erat tetapi lentur. Bila pembelajar tidak terbiasa, goresan pensilnya akan bergerigi dan tidak mantap. Pengajar memerintahkan semua pembelajar perlu memegang pensil dan menunjukkannya di udara. Selanjutnya pengajar berkeliling untuk memeriksa bila ada pembelajar yang memegang pensil secara keliru. Pengajar mesti memperbaiki bila ada pembelajar yang keliru memegang pensilnya.

3.      Menggoreskan Pensil
Menggoreskan pensil merupakan latihan awal yang mesti dikuasai pembelajar. Di kelas satu, menggoreskan pensil ini mesti dilakukan semua pembelajar. Pembelajar menggoreskan pensilnya secara miring (diagonal), tegak (vertikal), datar (horizontal), lingkaran (circle, oval). Dengan demikian, pada buku pembelajar akan terlihat sebagai berikut.:
/ / / / / / / / / / / / / / / / / / / / /
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |
– – – – – – – – – – – – –
O O O O O O O O O O O

4.        Urutan Pengenalan Huruf
Huruf-huruf yang diperkenalkan kepada pembelajar tidaklah sekaligus 26 huruf dalam satu pertemuan. Pelajaran pengenalan huruf boleh jadi hanya lima atau enam huruf satu pertemuan. Bahkan selanjutnya hanya diperkenalkan dua atau tiga huruf dalam satu pertemuan. Juga ada huruf-huruf yang tak perlu diajarkan, pada pembelajaran membaca atau menulis, yaitu huruf x, f, v, z. Huruf-huruf itu diajarkan hanya pada waktu diperlukan atau ditanyakan pembelajar. Urutan pengenalan huruf yang disampaikan kepada pembelajar adalah sebagai berikut:
1).    Vokal : a, i, u, é, o, (e)
2).    Konsonan I : c, d, g, j, y
3).    Konsonan II : b, h, k, l, t
4).    Konsonan III : m, n, s, p, r, w
5).    Konsonan IV : f, q, v, x, z
Huruf vokal didahulukan karena huruf vokal lebih sering ditemukan dalam setiap kata, huruf-huruf ini c, d, g, j, y mempunyai kemiripan. Dalam pelajaran menulis pembelajar diajarkan huruf-huruf yang mempunyai kemiripan agar pembelajar mudah dalam menulis. Dengan demikian setelah huruf c atau d, pembelajar diajari huruf g karena kemiripannya. Huruf f dan h tidak diajarkan dalam waktu bersamaan karena bentuknya jauh berbeda.

5.      Asosiasi Huruf
Untuk dapat membaca huruf, pembelajar terlebih dahulu diperkenalkan pada huruf-huruf. Hal ini penting dilakukan karena tidak semua pembelajar di kelas 1 mengenal huruf. Tidak semua pembelajar pernah belajar di taman kanak-kanak (TK) atau playgroup. Tidak semua pembelajar pernah diajari orang tuanya mengenal huruf (membaca dan menulis) sebelum pembelajar itu masuk sekolah dasar.
Pengenalan huruf biasanya mempunyai urutan tertentu. Hal ini akan diuraikan pada bagian selanjutnya. Dengan demikian urutan pelajaran membaca atau mengenal huruf tidaklah secara alfabetis (a, b, c, d, e, f, ... dan seterusnya).
Dalam pengenalan huruf, pembelajar perlu mengenal kemiripan huruf dengan benda-benda di sekitarnya. Hal itu dapat dilihat dari contoh berikut:
1).    Huruf a seperti akar tunas kelapa atau mata, karena itu, untuk mengenalkan huruf a, pengajar menuliskan a – akar, mata.
2).    Huruf i seperti lilin, karena itu, untuk mengenalkan huruf i, pengajar menuliskan i – lilin.
3).    Huruf u seperti sumur atau rumput, karena itu, untuk mengenalkan huruf u, pengajar menuliskan u – sumur, rumput.
4).    Huruf e seperti lele atau dehem, embe, ember karena itu untuk mengenalkan huruf e, pengajar menuliskan e – lele, dehem, ember, atau embe.
5).    Huruf o seperti bola, karena itu untuk mengenalkan huruf e, pengajar menuliskan o – bola-bola, dan seterusnya.

6.      Kata-kata Awal
Berikut ini adalah contoh kata-kata awal yang akan dipelajari di kelas awal:
M m
ma
mi
mu
me
mo
mata = m-a-t-a
minum = m-i-n-u-m
muka = m-u-k-a
merah = m-e-r-a-h
mobil = m-o-bi-l
Bisa juga dengan menggunakan huruf tegak bersambung seperti pada contoh dibawah ini:
ai       ai
c        ai
aci
aci ai
d         ada
ada ai
ada aci ai
ada caca ada cici ada ida



DAFTAR PUSTAKA
Suparno dan Mohamad Yunis. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta :
Universitas Terbuka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar