Pengertian afiks dan afiksasi
Afiks
adalah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak
mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna grmatikal, serta dapat
diletakan pada bentuk asal atau bentukdasar untuk membentuk-bentuk dasar dan
atau kata baru. Sebagai contih, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an},
{se-nya}, dan sebagainya. Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan
ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993).
Afiksasi
ialah proses pembentukan kata dengan cara menggambungkkan afiks pada bentuk
dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan
menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata
berimbuhan. Afikasasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata
dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melinkan pembentukan
poko kata yang baru. Sehingga para ahli nahasa merumuskan bahwa, afiks
merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah
kata (Richards, 1992).
Afiksasi
atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi
karena bahasa Indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem
aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan
jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
Ciri kata berimbuhan
1.
Kata berimbuhan ialah kata-kata ini terdiri atas
lebih dari satu morfem dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
2.
Kata berimbuhan ialah kata-kata ini mempunyai
makna gramatikal atau makna gramatis.
3.
Kata berimbuhan ialah proses terjadinya
kata-kata itu terjadinya kata-kata itu terjadi pula perubahan kelas kata dari
bentuk dasarnya.
Jenis Afiks
Berdasarkan
posisinya dalam proses pembentukan kata:
1.
Perfiks (awalan)
Proses
pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di sepan bentuk dasarnya
atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara menumbuhkan
atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh
perfiks atau awalan adalah di-, ter-, ke-, se-, meN-, peN-, pra-, a-, per-,
ber-, dan sebagainya.
2.
Infiks
Proses
pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di tengah bentuk
dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infiks atau sisipan.
Proses pembentukan kata telunjuk, gemetar,
gerigi, dan kinerja dilakukan dengan menambahkan infik di tengah bentuk
dasarnya. Contoh infiks yaitu –el-. –er-, -em-, dan –in-.
3.
Sufiks
Proses
pembentukan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks
di akhir bentuk dasarnya, maka afiks itu disebut sebagai sufiks atau akhiran.
Sufiks asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Sebuah afiks, termasuk
sufiks, dikategorikan sebagai keluarga adiks bahasa Indonesia jika sudah dapat
melekat pada bentuk dasar asli bahasa Indonesia sehingga afiks itu secra
potensialdapat digunakan untuk membentuk katakata baru dalam bahasa Indonesia
hanya melakukan pennyesuaian pelafalan atau penulisan yang dianggap perlu.
Contoh sufiks yaitu –an, -kan, -i.
4.
Konfiks
Konfiks
adalah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi
mendukung makna tertentu, maka dari itu konfiks tidak dianggap sebagai perfiks
atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu
kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan komposit
bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem bukan gabungan dua
morfem (sumadi, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar