Jumat, 18 Desember 2015

AFIKSASI


Pengertian afiks dan afiksasi
            Afiks adalah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna grmatikal, serta dapat diletakan pada bentuk asal atau bentukdasar untuk membentuk-bentuk dasar dan atau kata baru. Sebagai contih, satuan gramatik {meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, dan sebagainya. Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993).
            Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggambungkkan afiks pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan. Afikasasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melinkan pembentukan poko kata yang baru. Sehingga para ahli nahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
            Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi karena bahasa Indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.

Ciri kata berimbuhan
1.      Kata berimbuhan ialah kata-kata ini terdiri atas lebih dari satu morfem dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
2.      Kata berimbuhan ialah kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau makna gramatis.
3.      Kata berimbuhan ialah proses terjadinya kata-kata itu terjadinya kata-kata itu terjadi pula perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.

Jenis Afiks
            Berdasarkan posisinya dalam proses pembentukan kata:
1.      Perfiks (awalan)
            Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di sepan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara menumbuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Contoh perfiks atau awalan adalah di-, ter-, ke-, se-, meN-, peN-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya.
2.      Infiks
            Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infiks atau sisipan. Proses pembentukan kata telunjuk, gemetar,  gerigi, dan kinerja dilakukan dengan menambahkan infik di tengah bentuk dasarnya. Contoh infiks yaitu –el-. –er-, -em-, dan –in-.
3.      Sufiks
            Proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks itu disebut sebagai sufiks atau akhiran. Sufiks asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Sebuah afiks, termasuk sufiks, dikategorikan sebagai keluarga adiks bahasa Indonesia jika sudah dapat melekat pada bentuk dasar asli bahasa Indonesia sehingga afiks itu secra potensialdapat digunakan untuk membentuk katakata baru dalam bahasa Indonesia hanya melakukan pennyesuaian pelafalan atau penulisan yang dianggap perlu. Contoh sufiks yaitu –an, -kan, -i.
4.      Konfiks
            Konfiks adalah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu, maka dari itu konfiks tidak dianggap sebagai perfiks atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan komposit bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem bukan gabungan dua morfem (sumadi, 2003).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar